Tidak tanggung-tanggung, sedikitnya $35 miliar (lebih dari Rp 350 triliun) tidak berhasil dibuat di pasar teknologi Amerika Serikat (AS) akibat ulah NSA. Intel pemerintah AS yang dikenal sebagai NSA tersebut dalam beberapa bulan terakhir memang menjadi bulan-bulanan publik akibat ulahnya memata-matai berbagai kegiatan online pengguna internet di seluruh dunia, termasuk percakapan telepon seluler.
Laporan terbaru Bloomberg mengatakan bahwa pasar teknologi AS telah merugi karena transaksi barang dan jasa di bisnis teknologi merosot hingga $35 miliar. Hal itu dipicu meningkatnya keraguan konsumen atas keamanan informasi dalam sistem komputer yang mereka pakai. Hal itu seperti dikutip dari hasil riset Technology & Innovation Foundation, sebuah perusahaan riset kebijakan yang bermarkas di Washington dengan perwakilan sejumlah perusahaan besar, seperti IBM dan Intel Corp.
Laporan terbaru Bloomberg mengatakan bahwa pasar teknologi AS telah merugi karena transaksi barang dan jasa di bisnis teknologi merosot hingga $35 miliar. Hal itu dipicu meningkatnya keraguan konsumen atas keamanan informasi dalam sistem komputer yang mereka pakai. Hal itu seperti dikutip dari hasil riset Technology & Innovation Foundation, sebuah perusahaan riset kebijakan yang bermarkas di Washington dengan perwakilan sejumlah perusahaan besar, seperti IBM dan Intel Corp.
“Potensi dampaknya cukup besar mengingat pertumbuhan ekonomi kita bergantung pada [bisnis] informasi,” jelas Rebecca MacKinnon dari New America Foundation.
Sementara data dari International Telecommunication Union, salah satu organisasi dalam tubuh PBB, menyebutkan bahwa sedikitnya 2,7 miliar orang di dunia telah online, Cisco Systems Inc. justru menyebutkan bahwa sejak bocornya dokumen NSA semakin banyak konsumen yang memutuskan tidak lagi menggunakan layanan Cisco, khususnya konsumen di negara berkembang. Seperti Anda tahu, Cisco merupakan pemasok perlengkapan jaringan komputer terbesar di dunia.
Dari berbagai laporan jelas terlihat bahwa negara-negara berkembang yang sebelumnya mulai mengembangkan bisnis melalui penggunaan piranti IT canggih yang dipasok perusahaan-perusahaan AS pada akhirnya memutuskan tidak lagi menggunakan jasa tersebut. Alasannya jelas; ketakutan pada aksi mata-mata yang dilakukan NSA. Terlepas dari banyaknya pengguna internet yang dirugikan oleh NSA, kerugian nyata hingga miliaran dollar kini justru diderita oleh perusahaan-perusaan IT asal AS.
Dari berbagai laporan jelas terlihat bahwa negara-negara berkembang yang sebelumnya mulai mengembangkan bisnis melalui penggunaan piranti IT canggih yang dipasok perusahaan-perusahaan AS pada akhirnya memutuskan tidak lagi menggunakan jasa tersebut. Alasannya jelas; ketakutan pada aksi mata-mata yang dilakukan NSA. Terlepas dari banyaknya pengguna internet yang dirugikan oleh NSA, kerugian nyata hingga miliaran dollar kini justru diderita oleh perusahaan-perusaan IT asal AS.
Posting Komentar Blogger Facebook