PT XL Axiata Tbk masih dalam proses menyelesaikan merger akusisinya untuk meminang PT Axis Telekom Indonesia. Kondisi keuangan Axis yang sedang tak sehat diprediksi akan membuat XL harus mengeluarkan dana dalam jumlah besar. Berapa dana yang harus dikeluarkan XL jika berhasil 'mengawini' Axis?
"Kewajiban yang harus dibayar XL kepada Axis menurut laporan mereka adalah Rp 17 triliun," kata Tifatul Sembiring, Menteri Komunikasi dan Informatika di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Dana sebesar Rp 17 triliun itu diakui Turina Farouk, Vice President Communication PT XL Axiata Tbk merupakan beban yang harus mereka tanggung karena mengakuisis Axis. Jumlah itu merupakan total dari nilai akuisisi dan kerugian Axis pada fase awal paska-akuisisi.
"Nilai Rp 17 triliun itu kan jumlah dari nilai akuisisi sekitar Rp 9,5 sampai Rp 10 triliun yang dikonversi dari USD 865 juta dan kerugian tahunan yang diprediksi analis sekitar Rp 3,7 triliun per tahun," kata Turina.
Nilai kerugian tahunan sebesar Rp 3,7 triliun merupakan hasil prediksi yang diungkap oleh lembaga analisa JP Morgan. Kerugian tersebut diperkirakan akan dialami XL-Axis pada dua tahun pertama 'perkawinan' mereka.
XL sendiri di dalam laporan keuangan kuartal ketiga 2013 XL tercatat memiliki kas perusahaan sekitar Rp 2,11 triliun. Kas yang terdapat dalam pundi perusahaan XL itu tentunya tak cukup untuk mendanai proses akuisisi Axis yang diprediksi membutuhkan dana belasan triliun rupiah.
Turina mengaku dana yang akan digunakan XL untuk membeli Axis bersumber dari pinjaman induk perusahaannya dan bank. "Tapi sampai saat ini kami belum tahu bank mana yang akan dipinjami untuk mendanai proses akuisisi itu nantinya," tandasnya.
Sekedar informasi, XL dan Axis telah menandatangani kesepakatan jual-beli bersyarat (CSPA) beberapa waktu lalu. Pada CSPA itu Axis dihargai USD 865 juta atau sekitar Rp 9,5 triliun dalam kondisi bebas utang.
Posting Komentar Blogger Facebook