Meski perdana menteri India “spy-proof” karena tidak memiliki email dan ponsel, bukan berarti warga negara tersebut bebas dari aksi mata-mata. Perdana menteri India justru berencana meminta bantuan Amerika Serikat untuk mendekripsi komunikasi melalui Skype, BlackBerry, WeChat dan layanan lainnya.
Menurut laporan dari Economic Times, permintaan ini telah terdaftar dalam “agenda note” dalam kementrian untuk India-US Police conference yang akan digelar di Delhi.
Menurut laporan dari Economic Times, permintaan ini telah terdaftar dalam “agenda note” dalam kementrian untuk India-US Police conference yang akan digelar di Delhi.
“Komunikasi melalui layanan ini dienkripsi dan teknologi enkripsi-dekripsi yang tersedia dengan penyedia layanan akan dibutuhkan oleh badan-badan keamanan, bahkan jika fasilitas untuk intersepsi dari komunikasi ini diperluas ke badan-badan keamanan di India. Teknologi yang digunakan oleh badan-badan AS mungkin menjadi area dari kerjasama.”
Beberapa waktu lalu pemerintah di banyak negara, termasuk India mengungkapkan reaksi negatif atas aksi mantan kontraktor National Security Agency, Edward Snowden yang memata-matai pejabat asing, bahkan beberapa juga telah meningkatkan pengawasan internet di negaranya.
Seperti yang dilaporkan oleh Reuters, India telah mulai menggunakan sistem yang memungkinkan badan-badan keamanan dan pejabat pajak penghasilan untuk langsung menyadap panggilan telepon dan email tanpa pengadilan atau pengawasan legislatif.
Seperti yang dilaporkan oleh Reuters, India telah mulai menggunakan sistem yang memungkinkan badan-badan keamanan dan pejabat pajak penghasilan untuk langsung menyadap panggilan telepon dan email tanpa pengadilan atau pengawasan legislatif.
Posting Komentar Blogger Facebook